Memerah sewajah-wajah, mungkin merah sampai ke kuping saking malu dan senangnya mendapatkan benda kesukaan dari pria jelek dan menyebalkan itu. Saya tak mengira akan mendapatkan buku dari pria itu, saya pikir si menyebalkan itu tidak suka baca (memang), tapi dia minta rekomendasi dari teman dekat. Akhirnya buku itu sampai di tangan saya, 3726 MDPL tajuknya. Meskipun sudah bisa menerka-nerka isi bukunya, tetap saja senyuman dan ucapan terima kasih saya lontarkan dengan keras.
Buku ini adalah novel romansa, tentang kisah percintaan anak kuliahan fakultas kehutanan. Andini Hangura bercita-cita mendaki gunung, Rangga Raja punya hobi mendaki, dan hampir mewujudkan cita-cita Andini. Jodoh? Tidak. Andini Hangura akhirnya memilih mantan kekasihnya tepat ketika disusul bapaknya sebelum Andini, Rangga, dan kawan-kawan mendaki gunung. Jadi sedih kalau ingat-ingat momen ini. Sudah jatuh cinta setinggi Rinjani, dijatuhkan sedalam paling Mariana.
Waktu baca bagian itu, langsung ngebatin “Kejamnya dirimu Andini”. Lagi pula bila sejak awal tak cinta untuk apa ia pergi berkencan bersama Rangga? Penulis jadi sok-sokan mengerti percintaan padahal tidak. Tapi sebenarnya perjalanan Andini Hangura dan Rangga Raja juga menggambarkan bagaimana proses melupakan bagian terbaik dalam hidup, dan menunjukan bahwa kekuatan masa lalu sangatlah besar. Begitu besarnya hingga mampu menebang cinta Rangga Raja yang tumbuh selama 4 tahun.
Rangga kuat, Rangga hebat, setelah hatinya poyak tetap kuat naik ke puncak. Bertemu wanita dengan nasib yang sama seperti dirinya. Kelanjutannya? Mungkin mereka teriak bersama? Atau menjalin kisah baru? Entahlah.
Novel ini setahu saya viral di media sosial. Dari sekian banyaknya buku padahal saya berharap dapat buku “Dari Penjara Ke Penjara”, tapi tak apa. Ketika membaca sebenarnya saya terpana karena banyak potongan kalimat-kalimat manis disetiap bab. Menambah keromantisan cerita. Hingga sejenak berpikir bagaimana jika ku praktekan kalimat ini ke si pria jelek.
Saya sedikit geram ketika membaca, sebab alih-alih padat dengan tulisan, isinya kebanyakan ilustrasi dan gambar-gambar screenshot chatting singkat. Tak masalah sebenarnya, apik saja untuk menunjukan langsung moment itu. Namun saya rasa seharusnya kita bisa dibawa terombang-ambing melalui tulisan.
Karena tak terlalu doyan novel romansa jadi buku ini tak masuk favorit, tapi akan selalu disimpan karena didapat dari pria jelek itu.